*Penderaan demi penderaan ditimpakan kepada-Nya, Sang Anak Manusia. Bukan hanya penderaan fisik, melainkan juga penderaan batin yang begitu menyayat, mengiris, memilukan.....
Cawan pahit pun diminum-Nya dengan tabah. Lecutan demi lecutan, cambukan demi cambukan diterima-Nya dengan berserah.
Berjalan selangkah demi selangkah Ia lakoni demi menggenapkan karya keselamatan Allah Bapa-Nya. Tiga kali ia jatuh dan sebanyak itu pula ia bangkit. Semua dilakukan-Nya supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci, "Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan." *
(* dikutip dari Liturgi Tata Ibadah Paskah 2019 GKI Kwitang).
Ketika diatas kayu salib, ada 7 perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus sebagaimana tertulis dalam keempat Kitab Injil yaitu :
- Lukas 23:34 “Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
- Lukas 23:43 “Sesungguhnya, hari ini juga kamu akan bersama Aku di dalam Firdaus.”
- Yohanes 19:26-27 “Ibu, inilah anakmu!”
- Matius 27:46 & Markus 15:34 “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
- Yohanes 19:28 “Aku haus!”
- Yohanes 19:30 “Sudah selesai.”
- Lukas 23:46 “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.”
Seorang komposer asal Prancis, Theodore Dubois, membuat aransemen lagu dari ketujuh perkataan Tuhan Yesus ini yang menjadi salah satu karya Dubois yang paling terkenal yaitu the oratorio Les sept paroles du Christ ("The Seven Last Words of Christ") pada tahun 1867, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Theodore Barker, seorang ahli musik asal Amerika, dan sampai sekarang telah menjadi pertunjukan orkestra musik yang sering dibawakan pada acara peringatan Jumat Agung dibanyak gereja di berbagai belahan dunia.
Theodore Dubois lahir di Prancis pada tahun 1837. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Paris, dimana Paris Conservatory berada, tempat ia belajar musik. Meskipun ia tidak diakui sebagai salah satu musisi hebat pada masanya, namun ia sangat dihormati oleh rekan-rekannya yang lebih terkenal, yaitu Franz Liszt (yang memberinya dorongan bermusik), Cesar Franck, dan Camille Saint-Saens.
Dubois adalah organis dan choirmaster di Gereja St. Clotilde di Paris (di mana Cesar Franck juga melayani disana pada waktu yang sama) ketika ia menulis "Seven Last Words of Christ." Karya ini pertama kali dilakukan untuk layanan Jumat Agung di Gereja St. Clotilde. Meskipun Dubois menyusun beberapa karya musik rohani lain (orkestra, paduan suara dan organ), namun sangat sedikit dari karya tersebut yang masih dimainkan pada saat ini. Mungkin alasannya karena karya composition Dubois tersusun dalam gaya idiomatis pada zamannya - suatu gaya yang beberapa orang anggap terlalu romantis atau basi menurut standar masa kini. Dalam pengertian ini, "Seven Last Words of Christ" adalah karya komposisi Dubois yang paling pas, walaupun gayanya mewakili waktu dan tempat lain yaitu, usia emas pada akhir 1800-an dan awal 1900-an. Namun, hingga kini komposisi ini terdengar indah dan haru sehingga kita seperti menjadi penjelajah waktu, menikmati musik ini sambil membayangkan ke masa lalu bagaimana Tuhan Yesus ketika mengucapkan ketujuh kata itu. Kita seperti dibawa untuk menghayati suasana pengucapan ketujuh perkataan Tuhan Yesus melalui lirik dan alunan musiknya. Lagu beserta liriknya,
Pembukaan:
O All Ye Who
https://drive.google.com/open?id=1szSSbegBGUg8uAEdCbLO5lKgGI85I8XC
O, all ye who travel upon the highway,
O, all ye who travel upon the highway, hearken to Me, and behold Me.
Was their sorrow like unto My sorrow ?
1. First word: "Father, Forgive Them"
https://drive.google.com/open?id=13FygmaPeVT5pe2qHq_qYib-xR-tXgSIX
He is death guilty, He is death guilty !
Take Him, take him ! Let us crucify Him !
Be His blood, ay, be His blood on us, be His blood on us, then, and on our children, our children, be on us and our children !
Father, Father, Father forgive them, for they don’t know what they do !
2. Second word : "Verily, Thou Shalt be With Me"
https://drive.google.com/open?id=1R0W99igQQk5O7EyNNvyCt9cnnL4-Ol7P
Verily, Thou shalt be in paradise today with Me,
Verily, Thou shalt be in paradise today with Me.
Amen, Amen, so I tell Thee. Amen, Amen, so I tell Thee.
Verily, Thou shalt be in paradise today with Me,
Hear, O, Lord, hear and remember me, when Thou comest, when Thou comest, into Thy kingdom, into Thy kingdom.
3. Third word : "See, O Mother"
https://drive.google.com/open?id=1NWxutUeV625zzyWs7NuUr4BOfGFPhWeJ
See, O, mother. See, O, mother, here behold, here behold, Thy Son beloved.
See you, mother, bow’d in anguish, who beside the cross doth languish.
Where on high her Son is borne, where on high her Son is borne.
See you, mother, bow’d in anguish.
Is there mortal, who not feeleth, to behold her ?
Where she kneeleth, so woeful, so woeful, and all for lorn?
Here behold, O, mother, Thy Son beloved.
4. Fourth word : "Why Hast Thou Forsaken Me ?"
https://drive.google.com/open?id=19E3rsojtdOSYTPqozghMCDlaM80M970a
God, My Father. God, My Father. Oh, why hast Thou forsaken Me?
God, My Father. God, My Father. Oh, why hast Thou forsaken Me?
All those who were friends, all have now forsaken Me.
All those who were friends, all have now forsaken Me, and they that hate Me, do now prevail against Me, and they that hate Me, do now prevail against Me, and He whom I have cherished, He hath betray’d Me.
God, My Father. God, My Father. Oh, why hast Thou forsaken Me?
Even the vine that I have chosen, have chosen, and that I have planted.
Wherefore art Thou now so strangely turn’d into bitterness, that I by Thee am crucified, that I by Thee am crucified?
God, My Father. God, My Father. Oh, why hast Thou forsaken Me?
5. Fifth word : "I Thirst"
https://drive.google.com/open?id=19Ai4E6VqmIxVrd3h2frUcyNBsAa0n3kG
Thou wouldst fain destroy the temple; if Thou be Jesus, Son of the Father, now from the cross descend Thou, that we behold it, and believe on Thee when we behold it. If Thou art King over Israel, save Thy self, then save Thy self, then ! I am a thirst !
6. Sixth word : "It Is Finished"
https://drive.google.com/open?id=1gicPXzGdTD79cWouUvNdaSba7Jeb8qHH
7. Seventh word : "Father, Into Thy Hands"
https://drive.google.com/open?id=1OwiPV2j-UANIyWKapq-hB41-9fnOsvSn
Father, into Thy hands I now commend, I commend my soul.
Father, into Thy hands I now commend, I commend my soul.
For Thou art my God, art My God and My Father.
For Thou art my God, art My God and My Father
My Father art Thou, and saviour, My Father art Thou, and saviour.
My Father, My Father, My Father art Thou and savior.
Penutup :
When I Survey The Wondrous Cross
https://drive.google.com/open?id=1ngvd_45hamrrCo8mrtYTpD-sZtR7TeO4
When I survey the wondrous cross on which the Prince of Glory died. My richest gain I count but loss. And pour contempt on all my pride.
For bid it, Lord, that I should boast, save in the death of Christ My God. All the vain things that charm me most. I sacrifice them to His blood.
See, from His head, His hands, His feet, sorrow and love flow mingled down. Did e’er such love and sorrow meet. Or thorns compose so rich a crown?
Were the whole realm of nature Mine. That were a present far too small. Love so amazing so divine. Demands My soul, My life, My all. Amen.
Diantara ketujuh lagu nya gue paling suka yang Second Word dan Seventh Word, karena terdengar lembut dan indah banget :)
Dan pada intinya.. Tuhan Yesus Kristus telah mati untuk keselamatan dunia untuk membebaskan kita dari belenggu dosa dan hukum maut. Kiranya peringatan Jumat Agung senantiasa menjadi sahabat bagi kita dalam menjalani kehidupan ini hingga akhir dan hidup bersama dengan-Nya dalam kemuliaan. Amin.